Hidup Mahasiswa (tingkat akhir)!
Malam ini niatnya buka laptop itu mau nyekripsi, alhasil terjebak dalam lingkaran imajinasi di sini. Hahaha ya gitu lika-likunya mahasiswa tingkat akhir.
Malam ini mau cerita tentang bocah-bocah gemesin, bikin tepok jidat, dan yang pada pinter bikin saya tidur kaya orang mati kalau habis menghadapi mereka. Di penghujung bulan ini, masa-masa akhir Program Pengalaman Lapangan. Salah satu syarat dapat tambahan huruf dibelakang nama lengkap.
Pada PPL ini saya diberi kesempatan mengajar di tiga kelas. Bukan yang termasuk banyak, tapi dibilang sedikit juga tidak. Seminggu 12 jam pelajaran, mengajar anak-anak spektakuler. Tiga kelas dengan anak-anak yang tidak biasa memberi kesan tersendiri bagi saya dan benar-benar memberi pengalaman baru. Karena ketiga kelas tersebut memiliki karakter masing-masing. VII B, VII E, dan VII F. Iya saya guru PPL SMP.
Mulai dari VII B, kelas ini saya pilih karena kelas pertama yang saya lihat dan kesan awal kelasnya kondusif. Ternyataaaaa, itu semua hanya kamuflase. Setelah saya mengajar ternyata anak-anaknya luar biasa susah diatur. Saya berusaha menganggap hal tersebut wajar. Balik lagi pada kata-kata orang tua "Namanya juga anak-anak". Memang susah diatur, tapi anak-anak di kelas ini ekspresif kalau soal foto. Tidak malu-malu, saya suka hahaha.
Kelas yang kedua VII F, kelas ini kelas kedua yang saya pilih. Anak-anak di kelas ini cukup pemalu jika saya minta untuk mempresentasikan apa yang telah mereka pelajari di depan kelas. Tapi, saya kagum dengan kelas ini, karena tidak sedikit murid kelas ini yang memiliki pemikiran luar biasa. Di atas rata-rata pemikiran anak seusia mereka, out of the box! Anak-anak kelas ini cenderung penurut. Ya, walaupun beberapa ada yang di luar jalur.
Kelas yang ketiga VII E, kelas ini kelas terakhir dan pada awalnya tidak saya pilih. Karena awal masa PPL saya hanya diminta mengajar di dua kelas tapi kebijakan guru pamong berubah menjadi tiga kelas. Tapi saya tidak menyesal memilih kelas ini. Karena karakter anak-anak di kelas ini cenderung aktif dan rajin. Ya, beginilah mungkin surganya para guru. Saya cenderung nyaman di kelas ini. Walaupun sifat anak-anaknya sama dengan kelas lain, yaitu susah diatur tapi kelas ini punya kelebihan tersendiri.
Mari saya perkenalkan anak-anak spektakuler tersebut. Bersiaapp...
Kelas VII B |
Kelas VII E |
Kelas VIIF |
Namanya Juga Hobi
Beberapa bulan ini saya sedang dihadapkan dengan rutinitas baru. Rutinitas yang sebenarnya akan menjadi rutinitas saya di masa mendatang.
Saat belum mampu beradaptasi dengan rutinitas tersebut, saat capek-capeknya dengan segala pikiran dan keadaan badan yang lagi manja-manjanya, seseorang berbicara kepada saya
Tidak, saya tidak akan cerita tentang orang tersebut tapi tentang hal yang ia bilang passion. Ia bilang, "Passion kamu itu di fotografi" Memang saya memiliki ketertarikan sendiri dengan memfoto berbagai hal. Mulai dari memfoto hal penting sampai hal tidak penting. Saya tidak bisa dibilang orang yang ahli dalam hal fotografi, karena mengatur diafragma kamera, ISO, dan speed, dan beberapa mode kamera saja masih acak-acakan. Hanya saja saya memang suka alam, dan suka memfoto hal-hal yang berkaitan dengan alam. Entah kenapa mengagumi ciptaan Tuhan (selain manusia) yang satu itu membuat imajinasi bermain indah. Tentunya juga membuat amnesia sejenak dengan SKRIPSWEET.
Saya hanya mengartikan ketertarikan saya yang satu itu sebagai hobi. Memang kalau yang namanya hobi tidak ada kata tidak masuk akal, bukan? Dimana pun, kalau belum ada kepuasan batin dari hasil bidikan saya, tidak menutup kemungkinan lain waktu saya akan kembali lagi ke tempat tersebut. Karena semua kembali pada jargon "Namanya juga hobi".
Ini semua hanya sebatas hobi belum ahli :)
Saat belum mampu beradaptasi dengan rutinitas tersebut, saat capek-capeknya dengan segala pikiran dan keadaan badan yang lagi manja-manjanya, seseorang berbicara kepada saya
"Mungkin passion kamu bukan ada di jurusan kependidikan, bukan ngajar."
Singkat, berisi, dan bikin mikir. Tidak, kalimat singkat yang tidak memiliki subjek tersebut, tidak membuat saya hilang semangat. Justru membuat saya berpikir, ternyata ada yang memerhatikan saya sebegitunya sampai saya sendiri tidak sadar bahwa saya ternyata punya passion.Tidak, saya tidak akan cerita tentang orang tersebut tapi tentang hal yang ia bilang passion. Ia bilang, "Passion kamu itu di fotografi" Memang saya memiliki ketertarikan sendiri dengan memfoto berbagai hal. Mulai dari memfoto hal penting sampai hal tidak penting. Saya tidak bisa dibilang orang yang ahli dalam hal fotografi, karena mengatur diafragma kamera, ISO, dan speed, dan beberapa mode kamera saja masih acak-acakan. Hanya saja saya memang suka alam, dan suka memfoto hal-hal yang berkaitan dengan alam. Entah kenapa mengagumi ciptaan Tuhan (selain manusia) yang satu itu membuat imajinasi bermain indah. Tentunya juga membuat amnesia sejenak dengan SKRIPSWEET.
Saya hanya mengartikan ketertarikan saya yang satu itu sebagai hobi. Memang kalau yang namanya hobi tidak ada kata tidak masuk akal, bukan? Dimana pun, kalau belum ada kepuasan batin dari hasil bidikan saya, tidak menutup kemungkinan lain waktu saya akan kembali lagi ke tempat tersebut. Karena semua kembali pada jargon "Namanya juga hobi".
Ini semua hanya sebatas hobi belum ahli :)
Lanskap dari Bukit Moko |
Mode Bulb yang masih amatir |
Stone Garden Padalarang |
Senja milik Pulau Tidung |
Menulis Itu Seperti Pohon
Sudah lama tidak berkencan dengan dunia blogger.
Beberapa waktu lalu baru saja dapat motivasi karena suatu hal, sederhana tapi energinya luar biasa.
"Menulis itu seperti pohon. Pohon memang berdiri tegap pada satu tempat. Tetapi tidak dengan buahnya. Buahnya bisa menjelajah ke seluruh pelosok negeri hingga keliling dunia"
Benar juga sih karena pembuktian quote itu beberapa kali mampir pada diri saya. Bahkan, hanya dengan tulisan yang sangat sederhana, kita mampu membantu seseorang.
Kejadian beberapa hari lalu. Saat matahari hampir tepat berada di atas kepala, saya hampir berteriak karena mendapat sebuah pesan. Isinya dari seorang mahasiswa tingkat akhir seperti saya. Namun, bukan dari kampus yang sama dengan saya. Ia bertanya-tanya tentang salah satu tulisan berupa karya tulis ilmiah yang saya posting beberapa tahun lalu di blog. Ternyata ia menggunakan tulisan yang saya muat tersebut sebagai studi relevan pada skripsinya. Sempat tidak percaya, kaget, dan malu. Karena tulisan tersebut dahulu merupakan tulisan seorang anak yang masih polos dan buta tentang kebahasaan. Tapi dibalik hal tersebut, saya sempat senang karena tulisan yang saya anggap belum sempurna dapat membantu seseorang menentukan masa depannya.
Tuhan memang penulis skenario yang Maha Dahsyat....
Langganan:
Postingan (Atom)