Hasil Tidak Akan Mengkhianati Proses

Seharusnya ini jadi blog dua bulan lalu. Tapi karena terkadang menulis itu membutuhkan mood maka baru terealisasi hari ini.

Tanggal 30 Juli 2015 menjadi bagian dari beberapa tanggal yang berarti bagi hidup saya. Untuk apa memspesialkan tanggal? Agar saat kita bercerita dengan anak cucu tidak terjadi kekeliruan dan juga agar anak cucu kita kelak dapat berimajinasi seperti apa sosok kita pada saat itu.

Oke, lanjut saja ya. Pagi hari tanggal 30 Juli 2015 saya bersiap dan berpakian rapi. Apa yang tidak biasa saya kenakan, seolah menjadi keharusan yang saya pakai pada hari itu. Ya, kaus kaki. Selain ketika memakai sepatu model sneakers, saya paling anti memakai kaus kaki. Tetapi, hari itu dengan sukarela tanpa paksaan, kaus kaki saya kenakan dan saya sandingkan dengan flatshoes. Setelah bersiap dan berkemas diri, sekuat tenaga saya mengatur napas dan detak jantung agar tetap dalam keadaan sesantai mungkin. Tetapi, biarpun berusaha sesantai mungkin tetap terasa ada angin di dalam perut atau sesuatu yang berharap ingin segera keluar. Dengan berusaha santai dan yakin akan kemampuan diri sendiri dalam hari saya menerikan "Bismillah, siap sidaaaaang!!!" (Hmm, agak dramatis tapi ya memang dalam situasi untuk mempertaruhkan masa depan standarnya mungkin seperti itu. Realisasinya bisa dilihat ketika seorang kehilangan kekasihnya).

Yap, hari itu hari saat saya dan puluhan mahasiswa lainnya di uji oleh tiga orang yang insya Allah jenius dan mendadak berubah menjadi kloningannya malaikat Izrail. Saat itu memang saya akui saya cukup percaya diri dengan produk yang saya godok kurang lebih 3 bulan. Faktor utamanya karena Allah membatu saya yang orangnya panikan dan panakut dengan memberikan dosen pembimbing yang jenius gila tapi nyereminnya juga gila. 

Dalam kurun waktu 3 bulan tersebut, saya dihadapkan dengan konsep dan instrumen penelitian yang bolak-balik direvisi. Pada tahap itu problematik mahasiswa tingkat akhir benar-benar saya rasakan. Kuncen perpustakan, sahabatan dengan staff jurusan, lupa makan (tapi untungnya memang sedang bulan ramadhan), sampai tidak tidur 32 jam. Amazingggg!! Tapi saya menyakini dan percaya dengan quotes (yang entah dari siapa sumbernya) bahwa hasil tidak akan mengkhianati proses. Selain itu, sebagai penambah semangat dan penghibur diri, beberapa hari sebelum sidang sering berbicara pada diri sendiri yang isinya "Skripsi ini yang tau isi dan prosesnya kan cuma kamu. Penguji tahu apa." Hahaha.

Karena proses yang saya jalani dan yakin dengan apa saya tulis dalam 227 halaman tersebut, dengan berusaha santai tetapi tetap serius hampir semua pertanyaan yang diajukan kloningan malaikat-malaikat izrail dapat saya jawab. Setelah penguji terakhir mengatakan "Iya sudah cukup" dan saya dipersilkan keluar dari ruang sidang rasa ingin meluk siapa saja yang saya lihat saat itu. Bahagia, ingin teriak, mendadak kelaparan, dan perasaan yang tak tergambarkan lainnya. Tapi alhamdulillah saat itu teman-teman dekat saya sudah menanti di luar ruang jadi saat keluar ruangan, saya tidak memeluk siapapun yang lewat deh. Hahaha.

Hari itu setelah pengumuman kelulusan atau yudisium oleh Ketua Jurusan, saya rasa tidak ada yang tidak terharu. Karena, ya, namanya juga baru saja melewati saat-saat menegangkan yang membuat perut kembung, tangan dingin, dan jantuk berirama lebih cepat. Apalagi dengan kata-kata Bapak Kajur yang sukses buat mahasiswi-mahasiswinya berkaca-kaca, yaitu "Satelah ini, sampaikan salam kami kepada orang tua kalian. Setelah delapan semester, sekarang saat kami mengembalikan kalian kepada orang tua masing-masing" Mungkin bila tidak ada unsur di luar bahasa seperti situasi dan suanana kelimat-kalimat tersebut tidaklah istimewa. Tetapi, kalimat-kalimat tersebut begitu berarti dan menyentuh bagi kami yang baru saja mendapat tambahan beberapa huruf ajaib dibelakang nama lengkap.

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. Tentunya hanya itu yang dapat saya panjatkan kepada Allah Swt. Karena sedikitnya saya telah mampu memberikan kebahagiaan dan kebanggan untuk orang tua dan keluarga. Walaupun saya bukan penganut dogma bahwa kuliat lebih cepat selesai itu lebih baik tapi saya percaya bahwa kuliah lebih cepat selesai itu dapat membantu membuat keuangan orang tua membaik.

Inilah sisa-sisa kebahagian tersebut.....


Foto saya di depan fakultas tercintaah

Bersama sahabat-sahabat *walaupun tidak lengkap

Bersama sahabat-sahabat *walaupun tidak lengkap

1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum Waromatullohi Wabarokatuh…
    Saya riyadi malaysia.
    Di malaysia saya se'orang perantau, sudah 5tahun saya tidak pulang ke indonesia. di sini saya bekerja sebagai buru kasar di salah satu perusahaan pabrik pelstik di malaysia. impian saya ingin sekali punya usaha sendiri, pada suatu ketika saya tidak sengaja membuka situs (blog) Ki Sultan Agung, mendapatkan solusi cepat sukses melalui pesugihan dana hibah, ya... allhamdulillah saya tidak salah langkah, saya bisa dapat bantuan modal melalui ritual dana hibah bank gaib. terima kasih aki karna sudah siap membantu saya.
    “Usaha maju pesat dalam 1 bulan!” kunjungi Webnya di www.rajauanggaib.com 085242892678

    BalasHapus